SURINAME YANG MENGHARUKAN
Berbekal order dari hasil pameran tahun 2008, maka saya putuskan untuk berangkat kembali ke Suriname 2009 mengikuti event Indofair lagi.. Sebenarnya Indofair merupakan event yang sangat pas buat temen – temen UKM Indonesia untuk belajar dan mengenal pasar International, mengapa demikian karena Suriname merupakan Negara di Amirika Selatan yang bisa menjadi entry point kita memasuki wilayah amirika selatan dan karibia, jadi tidak terpancang amirika utara dan eropha saja. Dengan memanfaatkan hubungan emosional yang baik maka akan sedikit lebih mudah, kedua Indofair merupakan bazar 8 – 9 hari yang selalu dipadati pengunjung sehingga penjualan retailnya sangat bagus, artinya dengan penjualan retail kadang keuntungannya bias menutup biaya ticket kita bahkan lebih, nah dari situ kita masih diuntungkan lagi bias melakukan survey di beberapa Negara eropha karena memanfaatkan transit di Amsterdam dan tidak perlu bayar ticket lagi kan? hanya perlu mengurus visa schengen kira – kira 1,5jt sudah bisa memasuki 20 negara lebih di eropha, tentu saja sesuaikan dengan keuangan kita ya hehe..Dari uraian diatas jelas bahwa dengan mengeluarkan duit tidak terlalu banyak karena ada keuntungan penjualan retail tadi kita sudah bisa melakukan survey langsung di minimal 5 negara, suriname, Belanda, Jerman, Belgia, Luxemburg, dan Perancis… saya yakin anda semua akan menjadi terbuka tentang wawasan pasar lebih mendalam dan secara langsung.. ayo siapa mau gabung hehe..silahkan hubungi saya di email dan facebook saya bdsarwono@yahoo.com atau whatsapp 0895354280956.
Saat pesawat mendarat di bandara Adolf Johan Pengel Zanderij suriname biasanya kita akan dikejutkan suara gemuruh temukan hampir semua penumpang hehe waktu pertama dulu saya sempat kaget kenapa pesawat mendarat, langsung seluruh penumpang bertepuk tangan haha… setelah Tanya sana sini ternyata mereka memberi aplaus untuk para piliot dan crewnya telah menerbangkan mereka dengan selamat.. wah.. jadi salut aku, maka mulai saat itu akupun ikut bertepuk tangan saat pesawat mendarat di suriname..
Lawatan ke suriname yang ke dua ini murni atas biaya sendiri jadi saya cenderung lebih extra hati – hati dalam anggaran hehe maklum lumayan biaya tinggi hehe, tapi hikmahnya bagus juga dan sangat menarik.. hasil dari transaksi dagang tahun 2008 kemarin menjadikan saya ada beberapa teman baru yang menawarkan saya untuk tinggal di rumahnya selama Indofair berlangsung, wah enak dan menyenangkan sekali bathinku hahaha.. dengan begitu saya akan berinteraksi secara langsung dengan masyarakat jawa suriname dalam waktu yang relative lama… saya menjadi sangat bergairah untuk belajar tentang budaya mereka secara langsung bagaimana mereka bekerja, bagaimana masakan mereka, bagaimana mereka berinteraksi dengan masyarakat sekitar, bagaimana hubungan dengan beda bangsa, missal jawa dengan India, jawa dengan orang kulit hitam dsb,.. tentu saja ini semua menjadi hal baru bagi saya karena biasanya kalau jalan keluar negri saya selalu mencari hotel..
Tiba di airport aku dijemput oleh teman yang juga pelangganku hehe… namanya ibu Marianne Warnie Tirtosentono, orangnya sangat ramah dan banyak bicara, profesinya sebagai guru sekolah dasar di suriname, usia kurang lebih 34 tahun, kenal dia sejak tahun kemarin ketika dia mengunjungi stanku dan membeli beberapa produk, dan berlanjut hingga sekarang, dia tinggal di kampug Clevia pinggiran kota Paramaribo sisi utara, mempunyai 3 anak, 2 perempuan,1 laki laki.. dan suaminya bernama Richard Samin, seorang tehnisi pesawat terbang di pemerintahan suriname..
Saat pesawat mendarat di bandara Adolf Johan Pengel Zanderij suriname biasanya kita akan dikejutkan suara gemuruh temukan hampir semua penumpang hehe waktu pertama dulu saya sempat kaget kenapa pesawat mendarat, langsung seluruh penumpang bertepuk tangan haha… setelah Tanya sana sini ternyata mereka memberi aplaus untuk para piliot dan crewnya telah menerbangkan mereka dengan selamat.. wah.. jadi salut aku, maka mulai saat itu akupun ikut bertepuk tangan saat pesawat mendarat di suriname..
Lawatan ke suriname yang ke dua ini murni atas biaya sendiri jadi saya cenderung lebih extra hati – hati dalam anggaran hehe maklum lumayan biaya tinggi hehe, tapi hikmahnya bagus juga dan sangat menarik.. hasil dari transaksi dagang tahun 2008 kemarin menjadikan saya ada beberapa teman baru yang menawarkan saya untuk tinggal di rumahnya selama Indofair berlangsung, wah enak dan menyenangkan sekali bathinku hahaha.. dengan begitu saya akan berinteraksi secara langsung dengan masyarakat jawa suriname dalam waktu yang relative lama… saya menjadi sangat bergairah untuk belajar tentang budaya mereka secara langsung bagaimana mereka bekerja, bagaimana masakan mereka, bagaimana mereka berinteraksi dengan masyarakat sekitar, bagaimana hubungan dengan beda bangsa, missal jawa dengan India, jawa dengan orang kulit hitam dsb,.. tentu saja ini semua menjadi hal baru bagi saya karena biasanya kalau jalan keluar negri saya selalu mencari hotel..
Tiba di airport aku dijemput oleh teman yang juga pelangganku hehe… namanya ibu Marianne Warnie Tirtosentono, orangnya sangat ramah dan banyak bicara, profesinya sebagai guru sekolah dasar di suriname, usia kurang lebih 34 tahun, kenal dia sejak tahun kemarin ketika dia mengunjungi stanku dan membeli beberapa produk, dan berlanjut hingga sekarang, dia tinggal di kampug Clevia pinggiran kota Paramaribo sisi utara, mempunyai 3 anak, 2 perempuan,1 laki laki.. dan suaminya bernama Richard Samin, seorang tehnisi pesawat terbang di pemerintahan suriname..

Rumahnya cukup bagus dan tidak terlalu besar dan bersih, ada 2 mobil bertengger di depan rumahnya tapi saya tiidak begitu perhatikan monil apa, yang jelas cukup bagus dan hamper semua mobil di suriname memakai automatic transmition.. oya.. menyetir di suriname sama dengan di Indonesia yaitu jalan di kiri.. jadi saya tidak canggung nyetir di suriname..Begitu tiba di rumah Marianne, saya disambut oleh keluarga besarnya… dengan keramahan kas orang jawa jadi benar – benar seperti di negri sendiri.. “ pripun mas Budi kabare…? Sehat – sehat wae to…” Matur nuwun marang Gusti yo.. diparingi sehat waras.. iso tekan kene meneh.. “ begitu lah mereka menyapaku.. membuatku sedikit terharu..keluarga besar Marianne hamper semua perempuan, kakaknya Annie EmalineTirtosentono juga seorang guru SD, Suaminya ber nama Saleh pekerjaannya tukang bagunan, namun tukang bangunan di suriname keren.. kemana – mana bawa mobil bagus.. hehe. Saya tiba 2 hari sebelum acara indofair di gelar, ada waktu 1 saja untuk mempersiapkan display produk jadi hari pertama aku manfaatkan istirahat melepas penat setelah terbang 25 jam nonstop heheLokasi pameran Indofair di gedung aula Sana Budaya, gedung tersebut merupakan batuan hibah dari presiden Suharto untuk saudara kita keturunan jawa di sana, di sana Budaya juga berdiri tugu peringatan masuknya suku Jawa di Suriname, sana Budaya di kelola oleh VHJI ( Vereniging Herdenking Javaanse Immigratie ) yang artinya kurang lebih Asosiasi atau perkumpulan immigrant jawa, situsnya bias di simak di http://vhji.org/index.php.


Meski dengan nama Indofair peserta pameran kebanyakan masih dari suriname sendiri, dan dari keturunan India, Afrika juga jawa, dari Indonesia sangat jarang mengingat lokasinya sangat jauh sehingga ticket dan akomodasi menjadi mahal, saya sendiri sudah 4 tahun berturut – mengikuti hanya 2 kali ada delegasi Indonesia mengikuti berjumlah 5 orang, setelah itu tidak ada lagi. Meski begitu nuansa keindonesia dan jawanya sangat kental sekali, panggung dan stannya pun dihiasi dengan warnan merah putih, pengunjungnya sebagian orang jawa dari berbagai pelosok di Suriname, hampir setiap malam meriah sekali.. Indofair sudah menjadi ajang mereka keturunan orang jawa untuk berbaur dan bercengkerama dalam basaha jaawa yang kadang sebagian terdengar lucu hehe, kalau ada orang jawa setengah baya tidak berbahasa jawa biasanya akan di olok – olok.. “wong jowo kok ora iso omong jowo.. ‘ di Indofair biasa saya sedikit kewalahan melayani pelanggan baik yang sekedar belanja maupun yang mengajak bercengkrama tentang keturunan jawa di Indonesia, kadang hatiku menjadi sangat terharu ketika ada seseorang yang bertanya kesana kemari .. dan Nampak sekali kerinduan mendalamnya tentang nenek moyang, namun karena suatu hal dia tidak bisa mengunjungi Indonesia.. memang tidak semua ora jawa di Suriname mapan hidupnya, ada juga yang menganggap biaya ke Indonesia terlalu mahal, aku sangat memaklumi keadaan mereka, dengan senang hari aku jelaskan keadaan orang jawa di Indonesia secara panjang lebar, kadang aku juga harus menepis anggapan miring berita tentang Indonesia, sehingga mereka yang tidak bisa melihat secara langsung Jawa di Indonesia merasa prihatin dengan keadaan kita disini, dengan sabar dan pelan aku jelaskan kepada mereka bahwa Indonesia tidak seburuk anggapan media selama ini, aku beri mereka keyakinan bahwa saudara di Jawa Indonesia masih aman dan tetap menganggap orang Jawa Suriname saudara jauh yang selalu di rindukan.

Hampir sebagian besar masyarakat kalangan tua sangat berhasrat mengunjungi tanah leluhurnya, dan memang sebagian besar mereka mampu melakukan.. aku pernah ketemu dengan seorang pedagang ketela pohon di pasar, dagangannya sangat sederhana dengan meja kecil dan gelaran plastic, namun begitu mereka mengetahui kalau aku orang jawa dari Indonesia mereka langsung menyapa dan bilang “ mene aku arep dolan nang Indonesia..!” suaranya mantap dan lantang.. menandakan dia serius.. dalam hatiku lho pedagang ketela pohon saja mampu berkunjung ke Indonesia ya..? bagaimana kalau di Indonesia..? hehe tentunya sangat jarang sekali. Di tengah – tengah acara Indofair setiap malam selalu dipenuhi acara kesenian jawa, baik itu jaran kepang, ludruk, tari – tarian maupun seni asli dari kawasan caribian.. disekiling aula panggung kesenian ada seluruh peserta pameran mulai dari makanan, furniture, kerajinan, elektronik, dll suasanya meriah sekali, pengunjung selalu padat karena memang acara hanya di gelar pada sore hari mulai jam 5 sore sampai jam 10 malam, kalau hari saptu minggu sampai menjelang malam. Siang hari biasanya aku gunakan untuk berjalan – jalan kadang juga survey market disana, melihat secara langsung barang apa saja yang laku di pasaran, dari mana asalnya dan siapa distributornya. Tidak jauh dari Sana Budaya ada pasar kecil dikenal dengan nama Sondagh Markt, karena hanya di buka pada hari minggi pagi mulai jam 6 sampai jam 12 siang, yang menarik di sondagh markt adalah hampir semua pedagangnya orang jawa, dagangannya pun benar – benar seperti di pasar legi kotagede dekat rumah saya.. hehe ada sayuran lengkap..ada ikan air tawar dan asyiknya ada berbagai macam makan khas jawa yang rasanya benar – benar mirip, mulai dari lemper, thiwul, gathot, cenil, ketan lopis, tahu bacem, tempe bacem, soto, gulai wah bener – benar menggugah selera hahaha. Harap maklum meski saya tinggal di rumah orang jawa tapi kebiasaan makan orang jawa suriname sudah berbeda dengan kita, bagaimanapun pola makan mereka tetap terkontaminasu dengan budaya eropha, pagi sarapan dengan roti keju, siang baru nasi, kadang juga belum tentu nasi… yang menyebalkan kalau mereka masak masakan India .. jiannn ora doyan blass haha…. tapi nanti menyinggung perasaan ya kalau tidak ikut makan.. hehe, sore atau malam biasanya mereka kembali ke roti atau makanan lainnya, jadi nasi hanya sekali dalam sehari…meski ada juga yang beda tentunya.. Perjalanan ke dua ke suriname ini banyak waktu aku luangkan jalan – jalan ke kampung – kampung jawa, di Taman Rejo, Commonwijne, dan seputaran Paramaribo sendiri. Selain itu saya juga mengunjungi kota terbesar ke dua di Suriname.. Nickery bersama keluarga bapak Frederik Salimin Kertokalio... bersambung..


Mantap isi tulisannya
ReplyDeleteTetep nguri-uri kabudayan jawi, matursuwun....
ReplyDeleteDerek Surabaya | Derek Sidoarjo | Derek Probolinggo | Derek Pasuruan | Derek Banyuwangi | Malang | Derek Lumajang | Derek Bali | Derek Caruban | Derek Mojokerto | Derek Nganjuk | Derek Jombang | Derek Madiun | Derek Ngawi | Derek Sragen | Derek Solo | Derek Blora | Derek Cepu | Derek Jogja | Derek Salatiga | Derek Semarang | Derek Jakarta | Derek Bekasi | Derek Bandung | Derek Bogor | Derek Cirebon